TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Dua partai politik
(Parpol) pengusung pasangan calon wali kota/wakil wali kota Makassar,
Irman Yasin Limpo (None)-Busrah Abdullah (NOAH), masing-masing Partai
Amanat Nasional (PAN) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menegaskan
KPU Makassar dan aparat pemerintah Makassar harus mampu membagi kartu
pemilih tanpa harus membeda-bedakan orientasi pemilih.
Ketua PPP Kota
Makassar Busranuddin Baso Tika meminta panitia pengawal pemilu
(Panwaslu) dan aparat kepolisian untuk mencermati potensi kecurangan
dalam penyaluran undangan memilih dan kartu pemilih.
"Golkar berharap Pilgub Sulsel berlangsung secara jujur, bersih dan
bertanggungjawab," ujar Busranuddi, Minggu (8/9/2013) di Makassar.
PPP Makassar, kata Busranuddin, menerima aduan dan informasi dari
sejumlah daerah terkait undangan memilih. Masih banyak wajib pilih yang
semula terdaftar di DPT, hingga kini belum menerima undangan milih atau
kartu pemilih.
"Memilih merupakan hak masyarakat. Jika terdaftar di DPT maka tidak
ada alasan warga bersangkutan untuk dihalangi berpartisipasi memilih
dalam pemilihan wali kota. Karena itu, Panwaslu dan aparat kepolisian
agar peka mencermati persoalan ini, tangkap saja lurah yang berupaya
menyimpan kartu pemilih," ujar Busranuddin.
Hal yang sama juga dikatakan PAN Makassar. Melalui Zainal Beta,
menyebutkan bahwa kesengajaan tidak membagikan kartu pemilih, dinilai
bisa berimplikasi pada pelanggaran pidana umum dan pidana khusus.
"Kartu pemilih dan undangan memilih merupakan dokumen negara. Jika
ada pihak yang dengan sengaja menggelapkan dokumen negara sehingga
merugikan hak masyarakat, maka ini jelas pelanggaran pidana umum. Wajib
disikapi kepolisian meskipun tidak ada aduan dari masyarakat," jelas
Zainal.
PPP dan PAN mengimbau pengurus dan kadernya di kecamatan dan
kelurahan untuk mengumpulkan bukti dan fakta hukum jika terdapat
kesengajaan oknum tertentu yang tidak membagikan undangan memilih dan
kartu pemilih ke para wajib pilih.
"Waspada RT, RW, Lurah. Kita akan laporkan ke polisi jika menyimpan kartu pemilih. Disuruh tangkap saja itu," tegas Zainal. (Rud)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.