Halaman

Selamat Datang...

Bersama... Kita Menuju yang Lebih Baik.
Sahabatku di mana saja berada, blog sederhana ini sengaja dibikin untuk mengisi senggang hari saya. Menuang rasa, pikir, dan tindak, serta sedikit hasil kerja jurnalistik saya yang akan dan pernah dimuat di Tabloid HabarSULA dan media lainnya. Obyektifitas karya bukanlah hal gampang, tapi kebersamaan dan keikhlasan berbagi adalah fasilitas terindah menuju yang terbaik, bahkan sempurna di mata manusia. Di Tahun 2014 nanti, atas dukungan para pihak dan pemikiran secara jernih, bahkan telah memperhitungkan resiko dan dampak "menjadi" atas impian ke ruang politik, beta juga berkeyakinan akan mencalonkan diri sebagai Calon Anggota DPRD Provinsi Maluku Utara yang diusulkan oleh Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Saran, kritik dan pendapat sangat beta harap dari Sahabatku Terkasih. Selamat Datang... Selamat Bergabung...

Senin, 26 Agustus 2013

Suryadharma sebut konvensi Demokrat hanya semu

Bandung, Merderka.com - Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tidak akan membuat konvensi seperti Partai Demokrat, untuk menentukan calon presidennya. Saat ini konvensi akan sulit dilakukan, kalau mengacu pada aturan RUU Pilpres yang mengharuskan pemenuhan 20 persen suara nasional atau dan 25 persen kursi di DPR.


"Kata kami ini tidak realistis dengan aturan dalam pilpres, untuk mengajukan capres 20 persen suara atau 25 persen kursi. Inilah yang membuat konvensi bagi PPP tidak realistis dan tidak akan dilakukan," kata Ketua Umum PPP Suryadharma Ali di Sabuga, Bandung, Senin (26/8).

Menurutnya, jika ada aturan yang mengubah raihan suara minimal dalam parliamentary threshold sekitar 3,5 persen suara sah dalam pemilu, konvensi dinilai realistis digelar.

"Tetapi harus diakui bahwa PPP itu belum punya pengalaman mengenai konvensi. Jika dihubungkan dengan UU Pilpres, maka konvensi tidak realistis," tandasnya.

Terkait RUU Pilpres, kalau syarat pengusungan capres tidak diubah, dia yakin calon presiden yang akan diusung parpol bakal dipenuhi wajah lama.

"Kalau masih dengan syarat seperti ini, masyarakat tidak akan memiliki banyak alternatif karena disusupi orang yang itu-itu saja," ungkapnya.

Dia mencontohkan, jika PPP melakukan konvensi dan menetapkan calon presiden, sementara dalam pileg hanya mendapat 10 persen suara, di sini PPP mau tak mau harus berkoalisi dengan partai lain.

"Sekarang kondisinya partai-partai lain sudah punya calon sendiri," katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.