Halaman

Selamat Datang...

Bersama... Kita Menuju yang Lebih Baik.
Sahabatku di mana saja berada, blog sederhana ini sengaja dibikin untuk mengisi senggang hari saya. Menuang rasa, pikir, dan tindak, serta sedikit hasil kerja jurnalistik saya yang akan dan pernah dimuat di Tabloid HabarSULA dan media lainnya. Obyektifitas karya bukanlah hal gampang, tapi kebersamaan dan keikhlasan berbagi adalah fasilitas terindah menuju yang terbaik, bahkan sempurna di mata manusia. Di Tahun 2014 nanti, atas dukungan para pihak dan pemikiran secara jernih, bahkan telah memperhitungkan resiko dan dampak "menjadi" atas impian ke ruang politik, beta juga berkeyakinan akan mencalonkan diri sebagai Calon Anggota DPRD Provinsi Maluku Utara yang diusulkan oleh Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Saran, kritik dan pendapat sangat beta harap dari Sahabatku Terkasih. Selamat Datang... Selamat Bergabung...

Senin, 12 Maret 2012

Ketua STAIN Ternate Wisuda 141 Mahasiswa Di Sanana


SANANA Ketua STAIN Ternate DR. Abd. Rahman Ismail Marasabessy mewisuda 141 mahasiwa Program Khusus Keguruan STAIN Ternate Kelas Sanana, yang bertempat di Aula Madrasah Aliyah Negeri Sanana, Senin (6/2). Wisuda ini dihadiri Wakil Bupati Kepulauan Sula Hi Safi Pauwah, SH dan muspida lainnya, termasuk kepala Kantor Departemen Agama Kabupaten Kepulauan Sula.
Ketua STAIN Ternate, DR. Abd. Rahman Ismail Marasabessy dalam sambutannya mengatakan, mahasiswa yang diwisuda ini merupakan  guru-guru Pendidikan Agama Islam (Pendais) di sekolah umum maupun guru-guru Pendais di madrasah-madrasah. “Ini merupakan bagian dari amar putusan Undang-Undang (UU) Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), Undang-Undang (UU) guru dan Peraturan Menteri (Permen) Pendidikan Nasional yang sekarang sudah menjadi Peraturan Menteri Pendidikan Nasional,” Abd. Marasabessy.
Setiap pengajar tingkat satuan pendidikan dasar maupun tingkat menengah itu harus memiliki kualifikasi lulusan Sarjana atau Strata I, bukan lagi dari lulusan Diploma (D3), sehingga pihaknya mencoba untuk meningkatkan status dari para mahasiswa lulusan ini dari Diploma (D3) menjadi Starata I (S1).
 
Pendidikan itu sebenarnya adalah pintu gerbang pencitraan bagi anak bangsa, jadi boleh saja orang berbicara tentang perubahan prilaku, tapi tidak bisa melalui pendidikan to home atau di rumah, sehingga munculnya lembaga pendidikan formal dan non formal guna mengimbangi kepentingan publik tentang generasi-generasi yang benar-benar memiliki tingkat IQ atau kecerdasan.
“Apalagi negara Indonesia secara jujur kita akui adalah negara yang kenyataannya berada pada posisi penyimpangan yang tidak menguntungkan. Nah, untuk pengembangan sumber daya khususnya bagi guru tersebut adalah yang tidak bisa ditawar-tawar lagi,” jelasnya Marasabessy.
Lebih jauh Marasabessy menyatakan pentingnya pembenahan terhadap pelaku pendidikan itu seperti eksistensi guru dan tata kelolanya, sehingga guru betul-betul menghasilkan sesuatu yang bermutu mutu dan terukur.
“Saya ingin sampaikan, bahwa kalau dahulu orang menganggap yang memberikan pendidikan keagamaan merupakan orang-orang yang peduli. Sekarang, ini sudah tidak lagi, tapi betul-betul orang yang harus terdidik, sehingga tidak memunculkan keragaman yang berujung pada munculnya aliran keagamaan yang aneh, yang tidak diinginkan oleh publik, jelas Marasabessy.(edho)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.